QOLBU, UNTUK MOTIVASI DIRI

Tak ada rinai air yang lebih mendebarkan, selain hujan di akhir Desember. Saat perjalanan hidup harus dilihat kembali. Saat rencana-rencana harus disusun lagi. Saat targetan-targetan harus ditetapkan. Saat tekad harus kembali dibulatkan. Saat pintu maaf harus dibuka selebar-lebarnya. Saat kesalahan orang lain harus dilupakan selupa-lupanya. Saat hati harus dibuka selapang-lapangnya. Saat masa depan harus kembali ditata. 

Tak ada gemericik yang lebih syahdu, selain hujan di akhir Desember. Saat yang tepat untuk berkaca diri; apakah sekarang kita adalah benar-benar kita? Atau kita hanyalah sosok yang diinginkan oleh orang lain yang begini-begitu, tapi bukan yang kita ingini? Atau kita hanyalah sosok yang dibentuk lingkungan dan keadaan, padahal kita tidak pernah menginginkan seperti sosok itu? Jika begitu, gemericik di luar, gemericik di atas genting, adalah soundtrack terbaik untuk memproklamasikan kemerdekaan diri; menjadi diri sendiri yang apa adanya. Tak peduli seburuk apapun itu. Tak peduli seberapa anehpun bentuknya. Tak peduli orang lain akan berkata apa. Karena tak ada yang lebih menenangkan selain jadi diri kita sendiri. 

Tak ada antalogi rintik yang lebih menantang, selain hujan di akhir Desember. Saat keputusan-keputusan harus diambil. Saat pilihan-pilihan harus diseleksi. Saat konsekuensi-konsekuensi harus diperhitungkan. Saat kedewasaan harus dipertaruhkan. Saat kebijaksanaan mutlak digunakan. Saat keberanian begitu dibuthkan. Demi masa depan yang lebih baik. Karena sesulit apapun sebuah pilihan, komitmen akan membuatnya lebih mudah. Karena sesalah apapun sebuah keputusan, tanggung jawab akan membuatnya lebih baik. Karena sebesar apapun tantangan hidup, keberanian akan membuatnya lebih kecil. Karena sebanyak apapun masalah yang dihadapi, kedewasaan akan memaknainya dengan indah. 


Well, selamat menikmati hujan di akhir Desember.

✍️FF_@nakrantau. 31/12/2021

Komentar

  1. Entalah…
    Desember suatu musim itu tidak biasa
    selalu menjadi di luar dari biasanya
    Ada cerita perihal gerimis adalah hujan belum lebat,
    membuat seruput kopi jauh lebih nikmat dalam lagu “Titian Kasih”
    : “bila kurenungkan diriku ini, entah apa jadinya hidup ini tanpa campur tanganMu Tuhan.
    Akan ke mana arah langkah ini, entah di mana, bagaimana, dari mana datangnya pertolongan”
    Ada secuil cerita rinai rindu anak-anak rantau untuk dapat pulang merayakan Natal dan Tahun Baru di halaman sekitar kampungnya
    Memang Desember itu lebih lain dari yang lain-lain
    Suatu bingkai waktu tempat mengingat-ingat paling baik
    Waktunya sebuah narasi diakhiri dan memulai narasi yang baru
    sebelum suatu Bahasa kembali pada katanya
    Pendeknya, Desember adalah soal akhir sekaligus awal jejak-jejak langkah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTI 5 JARI DALAM ISLAM

Empat Pandangan Terjadinya Manusia

T A N A H