Empat Pandangan Terjadinya Manusia

 Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Penulis ✍️ oleh Awaludin Makrifatullah 

@sorotan 


Berkat Ayahnda

Segala pujian hanya untuk Allah S.W.T., selawat dan salam ke atas Baginda Nabi Muhammad S.A.W., ahli keluarga dan para sahabat r.a. Berkat Ayahnda adalah blog buat seluruh hamba Allah Ta'ala dan ummat Baginda Rasulullah S.A.W. berkongsi Ilmu Dunia dan Akhirat. Semoga kita semua menjadi insan yang diampuni dan diredhai Allah s.w.t, InshaaALLAH.


#Asal-usul Empat Unsur Kejadian Tubuh Manusia.


Assalamu'alaikum..wrt


Riwayat bermula ta’kala Nur Muhammad (akan dibincang pada artikel yang lain) datang berkunjung kepada empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan angin atas perintah Tuhan Yang Maha Esa.


Pertama-tama Nur Muhammad datang mengunjungi angin. Dikala itu dilihat angin sedang bermegah-megah bertiup berputar-putar. Setelah mendengar Nur Muhammad memberi salam lalu angin berhenti dan membalas salamnya.


Kata Nur Muhammad : “Hai angin, jika engkau sadar dan mengetahui kadar derajat dirimu, niscaya engkau tidak bermegah-megah secara demikian itu. Tahukah engkau kerendahan dirimu?”


Jawab angin dengan rasa terkejut : “Tidak.Aku merasa puas dengan diriku.”


Kata Nur Muhammad : “Tahukah engkau hai angin, meskipun engkau mempunyai tenaga yang cukup besar dan mempunyai kekuatan yang luar biasa, akan tetapi engkau pada suatu ketika akan dapat diperintah oleh manusia dan engkau akan melayani kehendak manusia.”


Kata angin : “Jika begitu, engkau makhluk yang tiada cacat celanya dan mempunyai martabat yang tinggi.”


Jawab Nur Muhammad : “Tidak, hai angin. Aku adalah makhluk Tuhan yang tidak sunyi daripada kesalahan. Hanya Allah Tuhan Yang Maha Suci daripada sifat kerendahan dan kekurangan.”


Kemudian Nur Muhammad pergi mengunjungi api. Dilihat api sedang berkobar menyala-nyala dengan dahsyatnya. Maka setelah mendengar Nur Muhammad mengucap salam lalu api berhenti serta menjawab salamnya.


Kata Nur Muhammad : “Mengapa engkau membanggakan dirimu dengan kukuatanmu, apakah engkau tidak tahu, bahwa suatu ketika kekuatanmu yang begitu luar biasa dan tenagamu yang begitu dahsyat akan digunakan untuk keperluan hidup manusia.”


Mendengar kata Nur Muhammad demikian, terkejut api kerana ada lagi makhluk yang lebih kuat daripadanya. Kata api kemudian : “Kalau begitu, beruntunglah engkau. Rupanya engkau makhluk yang mulia di sisi Tuhan.”


Nur Muhammad menjawab : “Tidak, aku adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya Dialah Yang Maha Mulia dan Maha Besar yang patut mendapat pujian dari makhluknya.”


Kemudian Nur Muhammad datang mengunjungi air. Dilihatnya air sedang memuaskan dirinya diperlihatkan tenaganya dan kekuatannya. Mendengar Nur Muhammad mengucapkan salam lalu air berhenti dan membalas salamnya.


Kata Nur Muhammad : “Hai air, tahukah engkau akan kekurangan dirimu?”


“Tidak” jawab air dengan terkejut.


Kata Nur Muhammad : “Tahukah engkau pada suatu ketika, pada saat yang sangat lama, engkau akan digunakan tenagamu untuk kepentingan hidup manusia.”


Kata air : “Jika demikian, engkaulah makhluk yang mulia.”


Jawab Nur Muhammad : “Tidak, aku tidak lebih hanya sebagai makhluk Allah. Hanya Allah yang patut menerima pujian dan sanjungan dari makhlukNya.”


Kemudian Nur Muhammad pergi mengunjungi tanah. Dilihatnya tanah tenang-tenang saja tidak nampak sifat sombong dan congkak. Ia membalas salam dengan hormat ketika Nur Muhammad mengucap salam.


Kata Nur Muhammad : “Akulah Nur Muhammad yang kelak akan menjadi kekasih Tuhan Rabbul ‘Alamin. Di antara keempat-empat unsur makhluk Tuhan, hanya engkaulah yang mempunyai sifat tawaddhu’ merendahkan diri.”


Kemudian Nur Muhammad kembali ke hadirat Tuhan melaporkan kunjungannya kepada keempat-empat unsur makhluk Tuhan itu.


Firman Allah s.w.t. : “Semuanya sudah aku ketahui. Oleh kerana itu Aku bermaksud akan menjadikan tubuh Adam dari tanah dan akan aku campurkan pula tiga macam unsur itu. Yaitu air, angin, dan api.”


Dengan keterangan riwayat di atas, kita sekarang akan membahas empat unsur itu yang ada pada manusia. Ia akan menjadi bahan pelengkap dalam tubuh manusia. Jika kurang salah satu daripadanya, maka tiadalah jadi sempurna kejadian manusia.


1.      Amarah dari unsur api.

2.      Kemauan dari unsur angin.

3.      Cita-cita dari unsur air.

4.      Sabar dari unsur tanah.


Untuk menyelidiki lebih lanjut dapat dibuktikan secara objektif pada manusia adanya.


1.      Telinga dari unsur api.

2.      Mata dari unsur air.

3.      Hidung dari unsur angin.

4.      Mulut dari unsur tanah.


Telinga adalah unsur api.


Telinga dari unsur api, kerananya orang mudah tersinggung perasaannya lantaran mendengar cemuhan, celaan, makian dan sindiran. Orang lekas menjadi marah jika kena sindiran dan hasutan, umpatan dan kata-kata yang menyakitkan hati.


Sebaliknya orang menjadi lembut hatinya, berkurang amarahnya, jika mendengar kata-kata yang baik, sopan, merendah dan menyenangkan. Api akan menjadi padam bila disiram air.


Mata adalah unsur air.


Air adalah sifatnya adil. Air dapat dibuat ukuran, misalnya tukang kayu atau tukang batu untuk mendirikan rumah biasanya menggunakan “waterpas” yang menjadi ukuran, miring atau datar.


Bukankah dengan melihat sinar mata seseorang dapat kita mengetahui orang itu membenci atau menyintai kita. Dapat kita meneka seorang wanita, benci atau cinta setuju atau tidak dari sinar matanya. Dapat kita memperhatikan sinar mata orang jahat atau orang baik dari sinar matanya.


Suatu pengaduan dan laporan tidak dapat diterima begitu saja, jika belum dapat dibuktikan dan dilihat mata. Tidak dapat diakui sah keterangan atau pengakuan seseorang jika belum disaksikan oleh saksi mata. Mengapa? Kerana mata itu unsur air.


Hidung adalah unsur angin.


Ia adalah alat penciuman. Alat penunjuk adanya bau-bauan. Dengannya orang jadi mengetahui adanya bau wangi, bau busuk, hanyir, tengik dan sebagainya.


Udara adalah sebagian daripada angin yang tidak bergerak. Dan udara dapat menyebarkan bau-bauan, dan kemudian ditangkap oleh hidung, lantaran hidung ini adalah unsur angin.


Mulut adalah unsur tanah.


Mulut adalah sama sifatnya dengan tanah. Ia selalu menerima apa saja yang datang kepadanya, dan tidak ditolaknya. Cuba perhatikan. Tiap-tiap makhluk yang mati; manusia, binatang, daun-daunan, kayu-kayuan, bila jatuh di tanah apalagi dipendam di dalam tanah, diterima oleh tanah, dan lama-lama menjadi tanah.


Demikian sifat mulut manusia. Sejak celik matanya, dari pagi sampai petang, sampai ia masuk tidur, cubalah perhatikan berapa macam benda yang masuk di mulutnya; nasi, ikan, daging, sayu-sayuran, air kopi, air teh, asap rokok dan sebagainya ini menunjukkan bukti bahwa mulut adalah unsur tanah.


Itulah keempat-empat unsur tadi yang menjadi bahan pelengkap bagi tubuh manusia, dan andaikata kurang salah satu daripadanya, bererti tidak sempurna lagi keadaan manusia.


Sebagaimana kita ketahui bahwa tanah itu adalah tempat bercucuk tanam. Bertanam padi, menanam cabai dan sebagainya. Jika orang bertanam benih padi maka yang tumbuh sudah tentu pokok padi, bila orang menanam benih cabai maka yang akan tumbuh pokok cabai. Dan belum ada kejadian orang menanam benih bawang, lalu jadi tumbuh pokok cabai dan sebaliknya.


Demikian pula mulut manusia, jika digunakan untuk menyebar kebaikan di tengah manusia, maka kebaikan yang akan tumbuh di tengah-tengah masyarakat manusia. Dan andaikata jika disebarkan fitnah dan hasutan di tengah-tengah manusia, maka kekacauan dan keonaran yang akan tumbuh tersebar sebagaimana pepatah arab mengatakan : “Mendapat bahaya seseorang dari kerana lidah. Akan naik derajat seseorang dari kerana tutur katanya yang bagus. Misalnya seorang peniaga, perniagaannya jadi laris dan cepat maju kerana propagandanya.”


Pepatah Melayu pula ada mengatakan: “Sebab pulut santan binasa, sebab mulut badan binasa” dan “Yang gurik itu kendi, yang merah itu saga. Yang baik itu budi, yang indah itu bahasa.”


Demikianlah keterangan empat unsur sebagai bahan pelengkap diri manusia. Semoga dengan keterangan ini akan memberi sedikit sebanyak pengajaran dan faedah untuk diri hamba, tuan-tuan hamba, saudara dan saudari sekalian. Wallahu’alam.


Firman Allah Ta’ala dalam hadis Qudsi : “Hai anak Adam, memadailah dengan yang sedikit, supaya kayalah engkau, dan tinggal olehmu dengki supaya senanglah hatimu, dan jauh olehmu akan segala yang haram supaya ikhlas agamamu, dan barangsiapa meninggal akan mengumpat nescaya zahirlah kasih untuknya, dan barangsiapa menjauhkan dirinya daripada semua manusia nescaya sejahteralah ia dari segala fitnahnya. Dan barangsiapa yang sedikitlah perkataannya nescaya sempurnalah akalnya. Dan siapa yang redha dengan barang yang sedikit nescaya percayalah ia kepada Allah s.w.t.” 


Assalamualaikum wr wb

#Bagi yg blm tau amalan tentang pengertian air,tanah,angin,api,besi

Karna sedari td saya mengirimkan ilmu dgn bahasa bugis maka kali ini saya membabarkan ilmu pengertian dgn bahasa indo saya amalkan ini stiap selesai shalat fardu

Baiklah ini bacaan.x

1 Assalamualaikum AMINULLAH namamu ANGIN nama nyawamu RUHULLAH

waris kpd nabi isa as

2 assalamualaikum KURSINA namamu besi

Nama nyawamu KALIFATULLAH

waris kpd nabi daud as

3 assalamualaikum RAHMATULLAH namamu tanah

Nama nyawamu RAUDATU JANAH

waris kpd nabi idris as

4 assalamualaikum NURSIA namamu air nama nyawamu MAUL HAYAT waris kpd nabi khaidir ibnu mulkan as

5 assalamualaikum JARIYAMIN namamu api nama nyawamu ZIKRULLAH waris kpd nabi ilyas as.


#Mendaya Gunakan 4 Inti Anasir Alam


Assalamu'alaikum wr wb.


Kepada segenap Admin IKS serta para sepuh pini sepuh dan anggota grup iks semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan pada kita semua.. Aamiin Yamujibassa'ilin..🤲


Sekali lagi saya Al-Fakir ingin berbagi pengetahuan cara mendaya gunakan 4 inti anasir alam...


Yang saya khususkan cara penyerapan 4 anasir alam untuk kekuatan, kesehatan serta pengobatan sbb:


1. Istigfar 3x


2. 2 kalimah sahadat 3x


3. Sholawat nabi 3x


4. Hawkolah 3x


Mantra doa nya :


Bismillahirrohmanirrohim


" YA ALLAH YA ROBB HAMBA MOHON SARI-SARINYA AIR, TANAH, ANGIN DAN API YANG ADA DI...( isi nama wilayah yang kita tinggali) JADILAH KEKUATANKU JADILAH KESEHATANKU JADILAH OBAT ATAS SEGALA PENYAKITKU KARNA MENYEMBAHKU PADAMU LAHAWLAWALAQUWWATA ILLABILLAHIL'ALIYIL AZDHIIM "


Lalu tarik nafas dari hidung dengan "HU" perlahan2 rasakan energi alam terserap masuk ke dalam tubuh kita, sampai nafas kita habis dan tahan di dalam perut, sambil dikencangkan perutnya dengan zikir sirr "ALLAH" sampai kita sudah tidak kuat lagi menahannya nafas tersebut, kita hembuskan dari mulut perlahan2.. ulangi dalam 3 x tarikan nafas dan ucapkan mantra doanya kembali dalam setiap tarikan nafas.


Insya allah tubuh kita yang lemas loyo akan bugar kembali dan penyakit yang diderita akan cepat hilang..


Dan bisa juga sebagai bentengan dari serangan lahir maupun batin..


Lakukan cara penyatuan terlebih dahulu 4 inti anasirnya yang sudah pernah saya posting..!!!


Semoga sedikit ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua dan bisa diamalkan kepada semua orang.


4 #UNSUR/ANASIR MANUNGGAL MENJADI SATU YAITU MANUSIA


Mohon baca dengan Hidmat jika tidak paham saya sarankan untuk bertanya pada ahlinya.


Karena Postingan ini merupakan ajaran Tauhid sufi yang di ambil dari kitab Al hikam dimana setiap kalimatnya mengandung hikmah.


REDHA DENGAN NAFSUMU ITU SUMBER SEGALA KEMAKSIATAN…

” أَصْلُ كلُّ مَعصِيَّةٍوَغَفلةٍ وَشَهْوَةٍ الرِّضاَ عَنِ النفْسِ، واصْلُ كُلِّ طَاعةٍ وَيَقَظَةٍ وَعفَةٍ عَدَمُ الرِّضاَ مِنْكَ عَنْهاَ

“Pokok/sumber dari semua maksiat, kelalaian dan syahwat itu, kerana ingin memuaskan (redha dengan) hawa nafsu. Sedangkan pokok/sumber segala ketaatan, kesedaran dan akhlak (budi pekerti), ialah kerana adanya pengendalian (tidak redha) terhadap hawa nafsu.”


–Sheikh Ibn Athaillah As Sakandari, Kitab Hikam.


Syekh Alias Hashim:

Allah Ta’ala menciptakan manusia itu tersusun dari 4 unsur: dari unsur air, dari unsur tanah, dari unsur api dan dari unsur angin.


      Unsur Tanah sifatnya kering.

      Unsur Air sifatnya basah.


      Unsur Angin sifatnya dingin.


      Unsur api sifatnya panas.

Empat unsur itu di gabung manunggal menjadi satu menjadi badan manusia.


Kemudian sifat-sifat seperti kering, basah, dingin dan panas itu menjadi tabiatnya manusia. Ibaratnya seperti kopi, kopi itu kalau gulanya terlalu banyak menjadi manis. Manusia juga seperti itu kalau unsur apinya banyak akan mudah marah dan cepat marah dan kurang sabar.


Sifatnya api suka membuat yang tidak baik. Dalam diri tiap manusia pasti ada unsur api yang ditandai rasa panas ditubuh yan berasal dari dua sumber, pertama dari kalori makanan yang kita makan setiap hari yang berpusat diperut dan disalurkan melalui hati dan pembuluh darah kesemua triliun sel pada organ tubuh kita. Kedua panas yang bersumber dari jiwa/ruhani kita yang bersumber dari sirr/rahsia hati yang bersifat sangat halus dan bisa dirasai dengan melihat reaksi manusia itu sendiri atau juga dinamakan emosi. Manusia yang lebih banyak dalam dirinya unsur api akan cenderung pemarah dan sombong kerana api secara fisik pasti menuju arah atas. Namun demikian orang yang berunsur api mempunyai watak tegas bercita-cita tinggi selalu optimis menghadapi masalah sehingga seringkali mencapai kejayaan.


Api bersifat selalu tegak dan membakar, Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat api adalah bercita-cita tinggi, semangat, keserakahan, passion.


Nafsu amarah disebut juga EGO adalah nafsu yang paling rendah, paling buruk dan paling jahat tingkatannya dibandingkan dengan nafsu-nafsu yang lainnya. Bahkan ada yang mengatakan nafsu/ego ini lebih kejam dari pada 70 sifat syaitan.


Nafsu amarah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus terluar sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna merah. Kerana menempati lapisan terluar maka nafsu ini biasanya lebih cepat responnya kalau ada apa-apa dibanding dengan jenis nafsu yang lainnya.


Nafsu amarah berasal dari unsur saripati api, sama dengan jin yg juga diciptakan dari unsur api. Disini ada kesamaan unsur antara pembuatan manusia dengan pembuatan jin yaitu sama sama mengandung unsur api.


Kerana berasal dari unsur api tentu nafsu ini juga akan membawa/mewarisi sifat-sifat dari api itu sendiri.  Sifat-sifat dari api antara lain adalah:


Api bersifat panas => Pada diri manusia nafsu ini selalu akan membangkitkan rasa panas/emosi/pingin marah-marah melulu/temper, mudah tersinggung, ingin dan suka bergaduh, suka buat kacau pada orang lain dan suka menjengkel kepada orang lain, suka memecah belah persatuan, memfitnah, mengadu domba, dalam skala negara ingin perang/menjajah/menguasai negara lain, dan lain sebagainya.


Api berwarna merah => Pada saat diri manusia dikuasai oleh nafsu ini biasanya raut mukanya berwarna merah, telinga juga merah, jantung berdetak kencang (nafsu amarah ini memang ada hubungannya dengan jantung manusia).


Api selalu mengambil posisi berdiri tegak keatas menantang, tidak ada api menyala kearah bawah atau kesamping. Jika nyala api diarahkan kesamping atau kebawah tentu ujung api tersebut tetap akan berusaha pada posisi berdiri => Jika manusia sedang dikuasai oleh nafsu api amarah ini maka pada diri manusia tersebut akan mempunyai sifat sombong, tidak mau menerima kebenaran seperti sifat Iblis, selalu berprasangka buruk terhadap orang lain, merasa paling benar sendiri, paling suci sendiri. Padahal sombong adalah pakaian Allah SWT bukan pakaian manusia atau makhluk.


Namun demikian bukan bererti kita sebagai manusia tidak memerlukan nafsu amarah. Sebagai manusia kita tetap harus punya amarah, tetapi amarah yang dibolehkan menurut ajaran Islam. Cita-cita untuk maju itu nafsu amarah, untuk bisa naik jabatan dalam pekerjaannya itu juga nafsu amarah, untuk selalu menang dalam suatu persaingan dalam bidang apapun itu juga salah satu sifat nafsu amarah, dll.


Kalau manusia tidak punya nafsu amarah maka bererti dia bukan manusia, mungkin malaikat. Jadi intinya nafsu amarah itu harus tetap ada pada diri manusia, Cuma kitanya saja yg harus pandai-pandai mengendalikan hawa amarah yg ditimbulkan oleh nafsu amarah itu.


Anasir/unsur api tidak dapat berdiri sendiri, dia untuk bisa hidup perlu pada unsur yang lain iaitu unsur  angin/udara (oksigen).


Sifat api kadang dianggap sebagai perusak, kerana identik dengan sifat  merbahaya atau unsur negatif. Tetapi perlu diingat bahawa tanpa unsur api maka manusia hanyalah makhluk yang pasif, hal ini dikeranakan ia tidak memiliki keinginan atau harapan-harapan. Keinginan dan harapan tidak akan tinggal begitu saja tanpa adanya semangat,  inilah yang kita sebut dengan Api.


2.UNSUR ANGIN (NAFSU LAWAMAH)


Allah SWT berfirman:


وَلَاۤ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ


“Dan Aku bersumpah dengan Nafsu Lawwaamah (Bahawa kamu akan dibangkitkan sesudah mati)!”(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 2)


Allah SWT berfirman:


اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ


“Patutkah manusia (yang kafir) menyangka bahawa Kami tidak akan dapat mengumpulkan tulang-tulangnya (dan menghidupkannya semula)?”(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 3)

Allah SWT berfirman:


بَلٰى قٰدِرِيْنَ  عَلٰۤى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَانَهٗ


“Bukan sebagaimana yang disangka itu, bahkan Kami berkuasa menyusun (dengan sempurnanya segala tulang) jarinya, (tulang yang lebih halus dari yang lain).”(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 4)

Allah SWT berfirman:


بَلْ يُرِيْدُ الْاِنْسَانُ لِيَفْجُرَ  اَمَامَهٗ


“(Kebenaran itu bukan tidak ada buktinya), bahkan manusia (yang ingkar) sentiasa suka hendak meneruskan perbuatan kufur dan maksiat (di sepanjang hayatnya, sehingga ia tidak mengakui adanya hari kiamat).”(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 5)


Nafsu Lawamah (Angin) ertinya karakteristik seperti halnya perilaku angin dimana keadaan manusia yang tidak mempunyai ketetapan hati, setiap detik selalu berubah terkadang kebarat kemudian timur, utara, selatan terkadang berputar dengan kencang, terkadang lemah, terkadang keras. Keadaan ini kerana pengaruh pertemuan suhu panas dan suhu dingin demikian pula keadaan yang terjadi pada diri manusia, dimana fikirannya selalu berputar baik siang mahupun malam, tidak pernah ada ketenangan, pergi kesana dan kemari, hatinya tidak pernah tenteram ini semua disebabkan kerana cintanya kepada dunia, syaitanlah yang menjadi penguasa atas manusia yang seperti ini.


Keadaan manusia bahawa kebanyakan (majoriti) manusia berada pada keadaan nafsu lawamah ertinya ia dikuasai oleh karakter angin. Kecenderungan terhadap harta benda dan dunia demikian besar maka akan mengakibatkan kecenderungan terhadap Tuhan demikian lemah (kecil) ertinya nilai-nilai KeTuhanan terabai, tidak pernah merasa cukup dan puas dengan apa yang sudah didapat, selalu saja kurang, hidup baginya mengabdi pada dunia. Nak dzikir dan nak belajar darihal agama serta himmah untuk mencari dan mengapai nilai Tauhid Hakiki serta beramal untuk akhirat tiada diari dalam hidup kebanyakan manusia. Berterusan lalai dan dilalaikan oleh Allah swt kerana keadaan nafsu mereka.


Allah SWT berfirman:


وَيْلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ


“Kecelakaan besar bagi tiap-tiap pencaci, pengeji,”(QS. Al-Humazah 104: Ayat 1)

Allah SWT berfirman:


الَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ


“Yang mengumpulkan harta dan berulang-ulang menghitung kekayaannya;”(QS. Al-Humazah 104: Ayat 2)

Allah SWT berfirman:


يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗۤ اَخْلَدَهٗ


“Ia menyangka bahawa hartanya itu dapat mengekalkannya (dalam dunia ini)!”(QS. Al-Humazah 104: Ayat 3)

Perilaku seperti ini akan terus menerus menguasai seseorang maka ayat lima (5) dari surah al Qiyamah menyatakan bahawa apa yang dikerjakan adalah perbuatan durhaka.


Pada zaman modern sekarang ini, keadaan yang dimaksud pada surat Al-Humazah ayat 2 dan 3, sudah menjadi pemandangan umum, dimana manusia berlumba-lumba atas kehidupan dunia, cita-citanya terhadap harta begitu besar, penyakit ini menghinggapi hampir seluruh kalangan masyarakat dunia.


Bukan salah mencari dunia, yang salah ketika hati lalai dari mengingati Allah dan mengabaikan segala perintah dan larangan Allah swt kerana menurut nafsu.


Karakteristik unsur angin mengakibatkan atas diri manusia seperti cahaya didalam diri, terkadang hidup namun demikian lemah energinya terkadang mati dalam lubuk hati manusia suatu saat berbuat maksiat (kejelekan) saat-saat tertentu menyedari akan perbuatannya kemudian ia menyesalinya dan saat lain ia mengulanginya terkadang cahaya Ruh Ilahi melalui jiwa kerap kali menegurnya dengan halus akan perbuatan maksiat yang dilakukannya tetapi ia tidak mampu untuk mencegahnya.


Tidak seperti maqam Api, nafsu Amarah membakar dirinya dan kekal menyombongi diri dengan segala maksiat malah merasa selamat dari ahzab Allah serta tidak menyesali apapun maksiat dan kelalaian mereka terhadap perintah dan larangan Allah swt.


Keadaani ini merupakan sumber penyesalan, karakter nafsu lawamah adalah ia sebagai penggerak atas hawa nafsu-hawa nafsu yang lainnya.


Diantara sifat-sifatnya adalah :


Suka makan enak dan banyak, rasuah, serakah, rakus, kikir, boros, suka memperkaya diri, bermegah-megahan, segala sesuatu ingin dimiliki dsb.


Udara (angin) atau oksigen amatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia, yakni untuk bernafas dan sebagai media sirkulasi kalori atau zat, vitamin untuk disalurkan keseluruh tubuh kita agar tubuh tetap kuat dan sehat. Memang semua manusia dalam dirinya pasti punya unsur angin. Kalau unsur angin ini mampu kita olah dengan baik akan menghasilkan suatu kekuatan Jiwa dan Raga. Dan yang uniknya orang yang dalam dirinya terlalu banyak unsur anginya akan mempunyai watak giat bekerja, suka bepergian, negatifnya suka tergesa gesa dalam berbagai hal, makanya harus dimujahadahi/diperbaiki agar menjadi nafsu diri yang tenang dan muthmainah.


Nafsu lawwamah itu nafsu yang selalu menyesali perbuatannya, baik perbuatan terpuji mahupun perbuatan tercela, ertinya bahawa nafsu ini diri yang tidak mempunyai pendirian. Sifat seperti ini dimiliki oleh unsur angin.


Cuba kita perhatikan tingkah laku angin. Angin bergerak tidak tentu arahnya (tidak punya pendirian), terkadang ke arah utara, selatan, timur, barat, keatas dll. Bergeraknya angin biasanya tergantung oleh musim atau tekanan angin. Jika manusia lebih dominan nafsu lawwamahnya maka orang tersebut cenderung mempunyai sifat tidak punya pendirian, selalu terbawa arus, terbawa oleh mode trend saat itu. Selain itu nafsu ini juga mempunyai sifat sama dengan sifat binatang, yaitu nafsu birahi/sex dan nafsu makan yg terkadang berlebihan.


Nafsu lawwamah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus kedua dari luar setelah nafsu amarah sebagai pembungkus hati nurani dan Cahaya nafsu ini berwarna kuning.


Unsur Angin (udara), sangat bersangkutan dengan Api atau dapat juga sebagai musuh dari unsur Api. Sebagai contoh Api hanya bisa menyala jika terdapat oksigen yang menyertainya. Tetapi dengan tiupan yang mengandung karbon dioksida maka api dapat langsung dipadamkan  dengan seketika. Inilah yang disebut sebagai pisau bermata dua. Udara dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua, ia bisa menghidupkan atau bisa mematikan. Unsur udara yang ada didalam diri manusia inilah yang dapat berimplikasi baik positif maupun negatif.


Angin merupakan lambang dari sifat kejujuran. Mengatakan apa yang terlintas dari hati nuraninya, tidak pernah bohong, selalu mengatakan benar bila itu benar dan sebaliknya. Sedangkan orang yang tidak jujur akan mengakibatkan sesuatu yang negatif. Orang yang suka menfitnah akan mengakibatkan masalah menjadi tidak tentu arah. Bisa menyebabkan perselisihan, pertengkaran, terputusnya persaudaraan, bahkan mungkin ke arah peperangan. Oleh itu urusi angin anda dengan bijaksana dan penuh hikmah.


Angin bersifat menghembuskan udara, membuat suasana yang suram menjadi segar, juga mampu mengirim bau-bauan apa adanya. Angin kadang bisa menjadi media perusak bila kecepatannya terlalu kencang atau putarannya kuat, seperti angin puting beliung.


3.UNSUR AIR (NAFSU MULHIMAH)


Air memiliki sifat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, kalau kita bangunkan salurannya maka air akan mengalir sesuai dengan jalurnya dan bisa memanfaatkannya untuk keperluan  manusia, seperti untuk saluran pengairan sawah, ladang, perkebunan, dll. Akan tetapi, kalau saluran air tersebut ditahan tanpa ada saluran pelimpahnya, maka bisa dibayangkan air akan mengalir kemana-mana dan tumpah ruah ke segala arah, yang akhirnya bisa membuat bencana. Seperti banjir, kalau salurannya tidak cukup maka bisa berakibat musibah besar.


Nafsu Mulhimah berasal dari unsur air. Kerana berasal dari saripati air maka nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari air.


Sifat-sifat dari air antara lain adalah


air selalu mencari posisi tempat yang paling rendah.


Jika lebih dominant nafsu mulhimah ini maka manusia tersebut akan mempunyai sifat rendah hati terhadap sesamanya dan selalu merasa rendah diri dihadapan Tuhannya.


Air selalu mengambil bentuk dari wadah yang ditempatinya. Ertinya manusia tersebut pandai menempatkan diri, pandai membawa diri terhadap lingkungan sekitarnya atau bisa menyesuaikan diri kepada siapa yang sedang dihadapinya.


Selain itu nafsu Mulhimah ini juga mempunyai sifat simpati, baik hati dan belas kasihan terhadap sesama, suka menolong.


Nafsu mulhimah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus ketiga dari luar setelah nafsu lawwamah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna putih.


Air itu mempunyai sifat rendah hati dan benar. Air itu juga untuk penghidupan. Tanah yang asalnya kering kemudian di siram oleh air hujan akhirnya tanah menjadi hidup. Hidupnya tanah menghidupkan benih-benih yang ada di dalam tanah. Kemudian tumbuh bermacam-macam tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu sifatnya air itu hidup dan menghidupkan.


Kalau ada orang yang ingin hidup sendiri, enak sendiri dan kaya sendiri, mulia sendiri itu bertentangan dengan sifat dirinya sendiri.


Unsur air mendominasi kurang lebih 70% dalam tubuh kita. Ini bererti manusia sangat berkaitan dengan energi yang berhubungan dengan air. Jika anda memahami unsur air dalam diri anda, maka segala tingkah laku, pola pikir dan pola gerak anda memang mengacu kepada konsep air.


Air bersifat selalu turun dan memadamkan. Watak manusia yang dipengaruhi oleh sifat air adalah sabar, mengalah, rendah hati.


Allah SWT berfirman:


وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَآءِ بَشَرًا فَجَعَلَهٗ نَسَبًا وَّ صِهْرًا ۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا

“Dan Dia lah Tuhan yang menciptakan manusia dari air, lalu dijadikannya (mempunyai) titisan baka dan penalian keluarga (persemendaan); dan sememangnya tuhanmu berkuasa (menciptakan apa jua yang dikehendakiNya).”

(QS. Al-Furqan 25: Ayat 54)


{{ وَ}} [Dan] bagaimana mungkin kalian mengingkari semua itu, wahai orang-orang yang ingkar terhadap aliran al-Wihdah adz-Dzatiyyah pada lembaran mazhhar-mazhhar-Nya, padahal {{ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ}} [Dia yang menciptakan] maksudnya, Dia yang memunculkan dan mewujudkan; untuk memperingatkan hamba-hamba-Nya atas rahasia tauhid-Nya, {{ مِنَ الْمَاۗءِ}} [dari air] maksudnya, dari setetes nuthfah, {{ بَشَرًا }} [manusia] yang utuh memiliki bagian-bagian tubuh yang berbeda-beda karakter dan bentuknya, ada yang keras dan ada yang lunak, ada yang kuat dan ada yang lemah, ada yang tebal dan ada yang tipis, serta berbagai macam sifat lainnya yang saling berlawanan. Begitu pula berbagai macam bagian tubuh yang semua bagiannya tidak dapat dibedah satu saja di antara bagian-bagiannya, oleh para cerdik-pandai dengan segala macam klaim mereka yang mengaku telah menyingkapkannya, sehingga mereka menjadi bingung dan bimbang untuk dapat menentukan percampuran dan keterkaitan yang ada di dalamnya. Kalau itu saja mereka tidak sanggup, maka apatah lagi dengan semua bagiannya?! Setelah Allah menetapkan takdir dan menyempurnakannya dengan kesempurnaan kuasa dan kekuatan-Nya serta limpahan hikmah-Nya, Allah lalu membaginya menjadi dua bagian {{ فَجَعَلَهٗ نَسَبًا}} [lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan] maksudnya, Allah menjadikan satu bagian darinya berwujud laki-laki yang memiliki nasab dan keturunan yang menjadi pangkal nasab semua anak yang lahir setelahnya, yang tercipta dari setetes nuthfah {{وَّ}} [dan] menjadikan satu bagian yang lain darinya sebagai {{ صِهْرًا}} [ipar] maksudnya, Allah menjadikan satu bagian berwujud perempuan yang dinikahi, atau dicampuri oleh laki-laki demi melestarikan jenis manusia serta menggenapi keberadaannya melalui keturunan dan proses beranak-pinak sampai sekehendak Allah {{ وَ}} [dan] singkatnya, {{كَانَ رَبُّكَ}} [Tuhanmu adalah] yang telah memeliharamu wahai Rasul yang paling sempurna dengan kesempurnaan kecerdasan dan fatanah dalam memahami segala rahasia tauhid-Nya serta detil tajaliyat jalaliyah dan jamaliyah-Nya, {{قَدِيْرًا}} [Mahakuasa {54}] atas segala yang Dia kehendaki tanpa kurang sesuatu apa pun.


Yang dimaksud air tersebut adalah air mani .yang mana air mani itu salah satunya mengandung unsur air.


Selain itu badan kita juga mengandung 70% air, darah mengandung 90% air, makanan kita juga mengandung air. Itu semua ertinya bahawa jasad kita mengandungi anasir air atau unsur air.


Dalam setiap manusia pasti ada unsur air yang ditandai sebagian tubuh manusia banyak mengandung air. Air juga dibagi dua bahagian air lahir/jasad dan air batin atau ruhani yang bersumber dijasad dan ruh juga. Orang yang kekurangan air juga tidak baik dan berlebih juga tidak baik, jadi harus seimbang takarannya. Manusi yang dominan unsur air dalam dirinya akan cenderung bersifat merendah diri, sabar, punya kasih sayang yang luas, namun demikian punya sisi negatif yang harus diawasi seperti sifat penakut dan seringkali lambat dalam mengambil keputusan saat ada masalah.


4.UNSUR TANAH (NAFSU MUTMAINAH)


Allah SWT berfirman:


يٰۤاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ

” Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! “(QS. Al-Fajr 89: Ayat 27)


Allah SWT berfirman:


ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

“Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati (dengan segala nikmat yang diberikan) lagi diredhai (di sisi Tuhanmu) ! -“(QS. Al-Fajr 89: Ayat 28)


Allah SWT berfirman:


فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى

“Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia -“(QS. Al-Fajr 89: Ayat 29)


Allah SWT berfirman:


وَادْخُلِيْ جَنَّتِى

“Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! “(QS. Al-Fajr 89: Ayat 30)


Tidaklah tersembunyi bagi orang-orang yang sudah naik dari jurang kealpaan dan keterpedayaan menuju puncak makrifat dan kesenangan; bahwa keluar dari himpitan nasut dan naik menuju cakrawala lahut hanya dapat dilakukan dengan adanya tarikan jadzbah Ilahiyah yang akan menaklukkan Daya Hewani dari segala konsekuensi thabiah secara mutlak. Selain itu ia juga akan melumpuhkan ilusi dan khayalan dari gerakannya di Alam Mitsal, yang akan menghalangi Akal Fitri yang merupakan cabang dari Ilmu Ilahiy, yang terambil dari misykat Loh Qadha, dari sikap mengikuti Daya Nalar Basyariyah (al-quwâ ad-dârikah al-basyariyyah) dan segala perangkatnya serta safarah indera yang lahir dan yang batin kepada mereka, serta pertolongan yang bersifat ilusif dan khayalan yang keduanya berasal dari balatentara Iblis al-ammârah bi-s-sû`.

Tidak diragukan bahwa kenaikan ini sesungguhnya mudah dilakukan setelah Kematian Kehendak dan setelah semua tuntutan sifat-sifat basyariyah disingkirkan.


Pencapaiannya adalah dengan adanya kecenderungan fitrih yang muncul pada ikatan maknawi dan hubungan hakiki yang menjadi inti dari semua taklif Ilahi yang membuahkan berbagai macam makrifat dan hakikat laduniyyah, yang muncul dari kejernihan masyrab tauhid.

Itulah sebabnya, Allah s.w.t. bersumpah dengan jalan-jalan yang dilewati pada penempuh suluk, yang berhijrah dari Alam Nasut menuju Cakrawala Lahut. Allah meulai dengan menyebut “fajar pagi” tajalli lahutiy. Dia berfirman setelah melimpahkan nikmat:


{{بِسْمِ اللّٰهِ}} [Dengan nama Allah] yang Maha Mengayomi segala urusan hamba-hamba-Nya untuk mengeluarkan mereka dari Kegelapan Thabi’ah menuju Cahaya Hakikat; {{الرَّحْمٰنِ}} [yang Maha Pengasih] pada mereka semua dengan menetapkan berbagai taklif yang berat yang akan mencabut urat kebiasaan yang diwarisi oleh mereka dari berbagai tuntutan Alam Nasut; {{الرَّحِيْمِ}} [Maha Penyayang] kepada mereka dengan mematikan mereka dengan Kematian Kehendak (al-maut al-irâdiy) dari segala unsur basyariyah mereka dan huwiyah imkaniyah mereka yang batil.


Kemudian Allah s.w.t. menunjukkan baiknya keadaan orang-orang yang mendapatkan inayah dan karamah pada hari itu. Yaitu orang-orang mukmin yang sudah membekali diri mereka sejak di dunia demi kehidupan akhirat, serta bertakwa. Mereka tidak pernah bermaksiat kepada Allah semasa hidup, tidak pernah memperturutkan hawa nafsu, dan jiwa mereka selalu tenang dengan segala ketetapan yang Allah berikan kepada mereka. Singkatnya, mereka adalah orang-orang yang tidak gundah baik di saat senang maupun di saat susah. Mereka tiak pernah peduli apakah kesulitan ataukah kemudahan yang menimpa mereka.

Pada hari itu kepada mereka dikatakan:

{{ يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ}} [Wahai jiwa yang tenang {27}] yang teguh dan bersemayam di maqam ridha dan taslim.

{{ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ}} [Kembalilah kepada Tuhanmu] dan naiklah engkau ke jalan yang engkau sudah jatuh padanya, {{ رَاضِيَةً }} [dengan ridha] dengan ridha sebagaimana engkau ridha terhadap qadha di kehidupan dunia, {{ مَّرْضِيَّةً}} [diridhai {28}] diterima dan dimuliakan di sisi al-Maula.

Setelah engkau kembali seperti disebutkan tadi:

{{ فَادْخُلِيْ فِيْ}} [Maka masuklah ke dalam] golongan {{ عِبٰدِيْ}} [hamba-hamba-Ku {29}] mereka yang mencapai wushul di kedekatan-Ku dan sampai di Maq’ad Shidq di sisi-Ku.

{{وَ}} [Dan] singkatnya, {{ادْخُلِيْ جَنَّتِيْ}} [masuklah ke dalam surga-Ku {30}] maksudnya, surga keesaan-Ku, dan beristirahatlah engkau di khalwat lahut-Ku.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang menjadi objek firman ini. Sesungguhnya Dia Maha Memberi Ilham ke arah kebenaran, dan di sisi-Nyalah tempat kembali yang terbaik.


Hendaklah engkau wahai orang yang bertauhid dan selalu menanti panggilan ini, yang mencintai dan menunggu untuk mendengar seruan ini; hendaklah engkau di semua waktumu selalu “hadir” bersama Tuhanmu. Jangan sampai engkau disibukkan dari Allah oleh perhatian kepada yang selain Dia sedikit pun, dengan kecenderungan kepada dunia dan segala harapannya serta segala yang ada di dalamnya. Tetapi jadilah engkau orang yang tenang dan ridha terhadap semua qadha yang terjadi pada dirimu, sembari menyerahkan segala urusanmu kepada-Nya, dengan sikap taslim dan ridha, diiringi tawajuh dengan tekad yang ikhlas kepada al-Maula, agar engkau menjadi objek firman Allah ini pada setiap nafas dari segenap nafasmu yang engkau lalui di sepanjang waktu dan hal-mu.

Singkatnya, janganlah engkau lalai dari Allah sedikit pun, niscaya engkau akan meraih kemuliaan firman-firman yang luhur dan berbagai karamah yang mulia.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang mawas diri dan tenang.


Semoga Alloh Merahmati kita khusus kedua orang tua dan guru-guru kita semua. Aaamiin


Bagikan Tulisan ini:

. ولاَنْ تصْحبَ جاهِلاً لاَيَرْضىَ عَن نَفسِهِ خيرٌ لكَ مِن اَن تصْحَبَ عَالِماً يَرْضىَ عَنْ نَفسِهِ  فَاَيُّ عِلمٍ لعاَلِمٍ يَرْضىَ عن نفسهِ  وَايُّ جَهْلٍ لِجاَهِلٍ لا يَرضىَ عن نفسهِ…


dalam "TAUHID SUFI"

 

 #semogabermanfaat

#فيكرام فهرومانسياه 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTI 5 JARI DALAM ISLAM

T A N A H